Berzikir!
Ya, tentu saja merupakan resep yang teramat penting bagi penyakit Pikiran negatif yang bagaimanapun buruknya. Makna dari zikir
itu ada dua. Pertama, mengingat Allah
Yang Mahasegalanya. Kedua, menyebutkan
Allah melalui nama-nama dan sifat-sifatnya, serta bukti-bukti keagungan dan
kemuliaan-Nya. Karena Allah Tuhan semesta alam, adalah pusat dari segala
kepositifan, sudah pasti dengan jalan berzikir ini sangat cespleng untuk
mengusir pikiran yang senegatif-negatifnya.
Zikir itu kan berarti mengingat Allah SWT. Mengingatnya pun
tak sekedar mengingat sambil lalu. Tapi lebih dari itu mengingat-Nya dengan
sepenuh jiwa raga. Otomatis bila kita mengingatnya, maka Allah juga akan terasa
dekat banget dengan kita. Dan, anda sekalian mafhum kan bahwa hidup tenang
hanya bisa diperoleh jika senantiasa membersihkan hatinya. Tak kan ada tuh yang
namanya galau kalau kita senantiasa berzikir. Iya, sesungguhnya begitu.
Bagaimana mungkin rasa galau yang dibawa setan berani mendekat bilamana benak
dan hati kita penuhi dengan ingatan plus lantunan asma-Nya?
Percayalah rasa galau itu benar-benar dibawa oleh setan.
Percayalah pula bahwa rasa galau tersebut berawal dari pikiran negatif. Oleh
sebab itu, bila perasaan kita sering jadi galau kacau balau, maka sebaiknya
kita koreksi diri : jangan-jangan kita terlalai tidak suka mengingat-Nya
ataupun menyebut asma-Nya. Nah, tanpa
pernah mengingat-Nya, mana mungkin Dia mendekat dengan kita? Mana mungkin pula
hati kita bisa merasa tenang dan tentram?
Bagi seorang mukmin, fungsi zikir seperti peran napas bagi
makhluk hidup atau layaknya fungsi air bagi ikan. Maka seorang muslim atau
muslimah yang tidak berzikir ibarat seseorang yang sudah tidak bernapas atau
bagaikan ikan yang dijauhkan dari air. Apa jadinya? Tentu saja mati, bukan?
Begitulah. Hidup hakiki dalam konsep Islam adalah ketika seseorang senantiasa
sambung dan berhubungan dengan Allah melalui zikir yang banyak dan benar, serta
melalui berbagai ketaatan yang lain.
Bagaimana? Sampai disini jelas kan alasannya berzikir
merupakan jalan penyembuh pikiran negatif? Sementara bagi teman-teman yang
bukan muslim, esensinya sama saja. Bila mereka senantiasa mengingat Tuhan,
hidup mereka pastinya juga akan terasa damai dan tenang..
Tuhan, Allah SWT, memang merupakan sumber dari segala
sumber ketentraman. Sebagaimana telah disebutkan di atas tadi, juga merupakan
sumber kepositifan. Maka orang-orang yang mendekati sumber ketentraman dan
kepositifan itu otomatis akan “kecipratan” tentram dan positif. Sudah pastilah
akan begitu.
Bisa dijamin orang yang senantgiasa mengingat Allah akan
mampu menepiskan pikiran-pikiran negatifnya, seberapapun banyaknya pikiran
negatif yang sempat mampir di benaknya. Mengapa bisa seperti itu? Orang yang
dekat dengan Allah tidak akan mudah tergoda oleh bujukan setan yang terkutuk,
yang menghembus-hembuskan pikiran-pikiran negatif tersebut. Begitu pikiran
negatif nya muncul di benaknya, seketika dia akan berusaha untuk menghalaunya.
Jadi tidak ada ruang dibenaknya untuk memikirkan yang negatif-negatif. Tak ada
pula ruang dihatinya untuk berpransangka yang buruk-buruk. Sedikitpun setan
tidak diberi kesempatan untuk singgah sebentar menawarkan kegalauan.
Maka tatkala kita menderita kegalauan, ketika serbuan
pikiran negatif dan prasangka buruk berseliweran tanpa ampun dibenak dan dihati
kita, kiranya tak ada obat yang lebih mujarab daripada berzikir. Baik berzikir
dengan cara mengingat-Nya maupun dengan cara menyebut nama-Nya. Terlebih bila zikir
tersebut diikuti juga dengan serentetan ketaatan yang lain. Niscaya pikiran
negatif kita akan tersembuhkan total. Galau yang mengepung kita pun akan pergi
sejauh-jauhnya.
Allah Ta’ala pun berfirman (yang artinya), “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tentram dengan berzikir mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
berzikir mengingati Allah-lah hati menjadi tentram” (Q.S.Ar-Ra’d 13:28).
Itulah khasiat berzikir, mengingat Allah, zikrullah. Bila
kita konsisten menggempur pikiran-pikiran negatif dengan berzikir; maka hati
kita akan selalu tenang, tentram, damai dan stabil. Adapun semuanya itu
merupakan landasan dan modal dasar utama untuk bisa manggapai hidup bahagia dan
sejahtera secara hakiki. Baik dunia maupun akhirat.
Jadi
seburuk apapun kondisi yang kita hadapi, kita tidak akan merasa panik. Kita pasti
bisa mengatasi pikiran-pikiran negatif yang sekiranya muncul gara-gara kondisi
buruk tersebut. Dengan catatan, bila kita rajin mengkonsumsi obat pikiran
negatif yang bernama “berzikir”. Bahkan, jika kita telah membiasakan diri untuk
selalu berzikir, sekalipun tidak sedang ada masalah yang melanda dikehidupan
kita, insya Allah pikiran negatif tidak akan pernah berani menyerang. Kegalauan
sekalipun tidak akan pernah datang.
Rasullullah
SAW saja senantiasa berzikir kepada Allah dalam segala kondisi, situasi dan
keadaan. Padahal beliau adalah manusia mulia yang sudah dijaga dan dijamin
masuk surga oleh-Nya. Jadi kenapa kita yang manusia biasa sebiasa-biasanya ini
malah tidak mau rajin berzikir? Pantas saja kalau kita kemudian banyak
galaunya.
La Tahzan Forever
No comments:
Post a Comment